Jejakkasustv.com | Kediri – Terkait selesainya pengerjaan proyek pada tahun 2019 yang baru saja selesai di bangun selang sekitar berapa bulan sdh nampak pada jebol atau rusak, Lokasi atau tempat proyek drainase berada di RT.02 RW.01 desa peh kulon kecamatan papar kabupaten kediri.
Tim jejakkasustv.com mendapat Informasi yang di dapat dari ketua LSM NAM(Nusantara Adil Makmur) yang bertempat atau berdomisili di desa peh kulon sendiri, setelah mendapat pengaduan dari para warga desa peh kulon yang mengeluh dengan selesainya bangunan yang baru saja di bangun sudah pada rusak atau kurang kuat ketua LSM NAM dengan tim jejakkasustv.com langsung turun ke TKP tempat lokasi proyek yang di laporkan warga.
Di lokasi proyek ternyata tim jejakkasustv.com dengan ketua LSM NAM Menemukan proyek yang sudah pada rusak padahal proyek yang baru selesai di kerjakan Tahun 2019.
Menurut PN selaku ketua RT setempat pada waktu di konfirmasi terkait selesainya bangunan yang baru di bangun ini dirinya merasa kurang puas karena menurutnya bangunannya di rasa kurang kuat dan jalan penghubung antar rumah warga itupun di rasa lebih kuat dari bangunan sebelumnya yang di bongkar.
Pada waktu pembangunan dulu itu tidak di bongkar total hanya sebelah barat yang di bongkar dan di bangun untuk sebelah timur di bangun hanya di sejajarkan di tambal untuk yang rusak sedangkan untuk gaji pekerja itu pun dirasa tidak standart pada umumnya, pekerja proyek di gaji perhari 65.000 itupun tidak dapat makan dari dulu hanya belas kasih warga yang simpati memberikan bantuan makan atau minum untuk para keperja proyek.
Contoh dengan adanya pembangunan proyek saluran drainase atau irigasi tersebut akhirnya jembatan penghubung ke rumah warga di bongkar contoh di dpn rumah bpk SI yang sudah nampak jebol dan kelihatan besi yang di pakai buat cor itupun tidak menggunakan standart SNI.
Selain proyek drainase atau irigasi warga peh kulon juga mengeluh terkait bantuan rumah tangga sangat miskin Jalin Matra (jalan lain menuju mandiri dan sejahtera) tahun 2019 dari provinsi jawa timur itupun juga diduga ada indikasi di proyek sama salah satu perangkat desa(pelaksana), warga mendapat bantuan senilai 2.500.000 di potong 250.000 untuk bantuan sembako yang sisanya senilai 2.250.000 itu untuk bantuan berupa barang atau hewan kambing akan tetapi warga yang mendapat bantuan kambing merasa kurang puas karena dengan senilai 2.250.000 warga mendapat kambing yang di rasa cukup kecil atau tidak sesuai dengan harga pada umumnya.
Menurut SP anak dari salah satu warga yang mendapat bantuan kambing menjelaskan “Pada waktu mendapat bantuan kambing dulu kambingnya terlalu kecil mas dan kurang sehat di karenakan kambingnya pada batuk-batuk dan menceret-menceret atau diare terus sampai salah satu kambingnya ada yang meninggal”, Ungkapnya.
Menurut SD(bayan) selaku pamong di desa juga pelaksana pada waktu di konfirmasi di rumahnya menjelaskan “Terkait proyek saluran air untuk RAP berada di kantor desa dalam proyek itu gelobalnya habis 40.000.000 tapi realnya dana yang di keluarkan habis sekitar 41.000.000 di karenakan naik turunnya harga material untuk pembangunannya sama pembangunan cor penghubung ke rumah warga yang tidak masuk RAP itupun belum pajaknya.
Pada pengerjaannya emang kita tidak bongkar total atau yang di kerjakan hanya sebelah barat ajha yang sebelah timur itu tidak di bongkar ngeman masih bagus hanya yang rusak di tambahi atau di sejajarkan dengan bangunan yang baru”, Ungkapnya.
Untuk terkait bantuan Jalin Matra warga desa peh kulon yang mendapat bantuan Jalin Matra sekitar 35 KK dari pusat warga mendapatkan bantuan 2.500.000 itu berupa barang dan ada potongan wajib buat sembako senilai 250.000 yang berupa beras 20kg dan gula untuk sembako dan yang sisanya 2.250 itu di belikan untuk barang dan itupun belum di potong pajak” tambahnya.
Menurut selaku ketua NAM (Nusantara Adil Makmur) Menjelaskan terkait penemuan dugaan kejanggalan proyek dan bantuan sosial dari provinsi di desa peh kulon kecamatan papar kabupaten kediri ini menerangkan terkait “Proyek dengan alokasi bersumber dari dana desa yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di desa yang mengerjakan proyek pembangunan fisik di desa tersebut.
Itupun sudah di tentukan oleh Menteri Desa(MEMDES.PDTT) yang bertujuan untuk mengangkat daya beli masyarakat dengan kata lain agar perputaran uang di desa tersebut meningkat.
Kalaupun upah pekerja tukang di desa standartnya 90.000 kenapa yang di terima penggarap proyek kog cuma menerima 65.000 ?
JALIN MATRA( jalan lain menuju mandiri dan sejahtera) program ini ditujukan untuk penanggulangan feminisasi kemiskinan(PFK) yang diberikan kepada :
1. Rumah tangga sangat miskin(RTSM)
2. Kepala rumah tangga prempuan(KRTP)
Program ini merupakan program unggulan gubernur jatim yang di ambil dari APBD(anggaran pendapatan dan belanja daerah) untuk pendamping desa di minta menjalankan program itu dengan serius, hati-hati dan cermat, kembangkan cek dan ricek serta lakukan pengawasan dengan melibatkan masyarakat supaya kegiatan tepat sasaran serta berikan kesempatan seluas-luasnya pada masyarakat sebagai bentuk transparansi disini tugas pendamping merupakan tugas sosial yang semata-mata hanya hanya untuk membantu saudara kita yang kurang beruntung dan pendamping tidak boleh melakukan punggutan apapun dari penerima.
Dalam hal menanggapi keluhan masyarakat, mereka yang merasa resah terkait harga karena ada dugaan harga yang tidak sesuai, tidak pantas atau di bawah harga standart yang di terima.
Kalau itupun benar pihak tim pengelola kegiatan bersama kepala desa harus bertanggung jawabkan perbuatannya.
Sesuai dengan UU Tipikor 31 tahun 1999 jongto UU no 20 tahun 2001 yang dikarenakan telah merugikan keuangan negara. Asmoroqondhi JKTV melaporkan