Hancur Dunia Pendidikan Di Sarolangun, Kampus UNSAR Kini Jadi “Rumah Hantu”?

Sarolangun, JejakKasusTV.com – Universitas Sarolangun (UNSAR), yang diresmikan pada 16 April 2007 melalui kerjasama antara Universitas Jambi dan Pemerintah Kabupaten Sarolangun, kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Kampus yang dulu dibanggakan sebagai mercusuar pendidikan tinggi di wilayah ini, kini justru dijuluki warga sebagai “rumah hantu”.

Dibangun dari APBD, Tapi Status Aset Tak Jelas.
Sejak awal berdirinya, pembangunan kampus UNSAR dibiayai sepenuhnya menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sarolangun. Mulai dari pembangunan gedung, pengadaan fasilitas, hingga operasional awal, semuanya berasal dari uang rakyat.

Namun yang menjadi tanda tanya besar: aset sebesar ini sekarang milik siapa? Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa seluruh lahan dan bangunan UNSAR sejatinya tercatat sebagai milik Pemerintah Daerah. Tapi kini, kabarnya pengelolaan kampus sudah diambil alih oleh pihak lain—entah siapa, entah dengan dasar apa.

Pertanyaan Publik yang Belum Terjawab.
Berapa total anggaran APBD yang sudah digelontorkan sejak 2007 untuk pembangunan dan operasional UNSAR?

Masihkah bangunan dan lahan UNSAR tercatat sebagai aset Pemkab Sarolangun, atau sudah berpindah tangan secara diam-diam?

Siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan kampus saat ini, dan ke mana arah kebijakan pengembangannya?

Kampus Sepi, Aktivitas Nyaris Mati.
Yang lebih menyedihkan, kondisi fisik kampus kini jauh dari kata hidup. Banyak ruangan dibiarkan kosong, perkuliahan tidak berjalan sebagaimana mestinya, dan aktivitas akademik nyaris tak terdengar. Tak heran, masyarakat menyebut kampus ini sebagai “rumah hantu”—bangunan megah yang berdiri, tapi kosong dan tak berfungsi.

Desakan Audit dan Pengusutan.
Aktivis pendidikan dan tokoh masyarakat mendesak agar Pemerintah Daerah, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), hingga aparat penegak hukum segera melakukan audit investigatif terhadap pendanaan, aset, dan pengelolaan kampus. Beberapa menilai, bila ditemukan pelanggaran, kasus ini harus dibuka hingga ke meja hijau.

“Kalau memang ini masih milik rakyat, tunjukkan buktinya. Kalau sudah beralih, atas dasar apa? Kami tidak ingin kampus ini jadi monumen kegagalan pengelolaan anggaran publik,” tegas seorang tokoh pemuda Sarolangun.

Kesimpulan: Rakyat Menuntut Jawaban.
Hampir dua dekade sejak berdiri, UNSAR justru semakin kehilangan arah dan fungsi. Di tengah kondisi kampus yang mangkrak, aset yang dipertanyakan, dan dana rakyat yang entah ke mana, masyarakat kini hanya menuntut satu hal: jawaban yang jelas dan tanggung jawab yang tegas.(Budiman)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *