Operator SPBU Kedungbondo Balen Malah Santai Isi Jerigen, Antrian Solar Mengular di Bojonegoro

BOJONEGORO l Jejakkasustv com – Sejumlah sopir truk dan travel di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengeluhkan praktik pengisian bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar menggunakan jerigen di SPBU 53.621.25 Dusun Gampeng, Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen.

Diduga, operator SPBU tersebut dengan leluasa melayani pembelian solar bersubsidi oleh pembeli eceran menggunakan jerigen, meski antrian kendaraan sudah mengular panjang hingga bahu jalan.

“Solar sedang langka, tapi operator malah santai isi jerigen. Kami sudah lama antri, malah disalip pembeli eceran,” ucap Susilo, salah satu sopir truk yang sedang mengantri di lokasi, dengan nada kesal, Minggu (2/11/2025).

Antrian panjang terjadi sejak pagi. Puluhan kendaraan truk, mobil travel, dan kendaraan pribadi tampak menunggu giliran mengisi solar. Kondisi ini bahkan sempat menyebabkan kemacetan di sisi kiri jalan dari arah Bojonegoro menuju barat.

Keluhan juga datang dari Mat, sopir travel Elf, yang mengaku rugi waktu karena antrian tak kunjung bergerak.

“Saya ini mau jemput penumpang charter, sudah mepet waktu. Tapi antrian malah tambah panjang karena operator isi jerigen. Tolong dong, ditertibkan,” ujarnya geram.

Menanggapi keluhan para sopir, Ketua Elf Mania Cinta Indonesia (EMCI) Kabupaten Bojonegoro, Didik Supriyanto, menegaskan bahwa pihak Pertamina harus turun tangan menindak tegas SPBU yang terbukti menyalahi aturan distribusi BBM subsidi.

“Sekarang sudah menjelang akhir tahun, pastinya banyak travel sudah dapat bookingan. Jangan sampai karena antri solar solar terlalu lama mereka terhambat menjemput penumpang. Ini merugikan banyak pihak,” tegas Didik, Kamis (6/11/2025).

Ia menduga praktik penjualan solar bersubsidi dengan jerigen itu sarat kepentingan oknum tertentu.

“Ada indikasi operator dapat uang tips dari setiap liter solar yang masuk ke jerigen. Ini sudah mencederai keadilan sosial,” ungkapnya.

Didik juga menyoroti ironi di
balik situasi tersebut, karena Bojonegoro dikenal sebagai daerah kaya minyak, tapi ironisnya masyarakatnya justru kesulitan mendapat solar.

“Ini memalukan dan harus jadi perhatian serius,” tandasnya.

Para sopir dan warga berharap pihak Pertamina, Pemkab Bojonegoro, serta aparat penegak hukum segera menertibkan SPBU-SPBU yang terbukti menyeleweng dalam penyaluran BBM bersubsidi.

“Kalau dibiarkan, antrian panjang seperti ini akan terus terjadi. Padahal masyarakat kecil yang paling dirugikan,” pungkas Didik.

Reporter: HR/Red*

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *