Jejakkasus,tv,com | Surabaya – Sikap dalam mencari kebenaran tentu nya harus di barengi dengan prilaku serta tata bahasa yang santun,
Hal ini tidak di lakukan oleh Ferry Salah satu Pimpinan di Pt Padma Tirta wisesa, di jalan Kenjeran 501.Surabaya,
Sikap yang mesti nya harus di pastikan kebenaran nya justru seakan berubah mencari kebenaran secara pribadi, Mantan karyawan yang msti nya di lindungi serta di jaga harkat martabat nya justru di jadikan korban ngebully, awal nya hanya mencari kebenaran, tapi dalam pratek nya seakan akan sebagai seorang penyidik, bahkan terkesan memojok kan dan mengitimidasi serta diarah kan pada pola pikir nya, kekecewaan Mantan karyawan tersebut lebih parah lagi ketika di tekan bahkan terkesan di paksa dalam membuat surat pernyataan dalam masalah utang piutang ( Perdata) dengan jangka sebulan serta tanggal yang di tentukan oleh pimpinan Pt Padma, buat menguasai Sertifikat rumah atas hak Dwi Retno, jelas ini merupakan tindakan melawan hukum, karena berusaha dengan segala cara untuk mendapatkan hak orang lain, Bahkan Mantan karyawan Pt Padma Tirta Wisesa yang Bernama Dwi Retno itu mengalami shok bahkan trauman, setelah mengalami tekanan juga intimidasi dari sdr ferry serta Roi, pada hari Selasa, tanggal 07 oktober 2019 di kantor Pt Padma Tirta Wisesa jalan Kenjeran 501 Surabaya, karena pada dasar nya, mantan karyawan Pt Padma tersebut sudah ada itikat baik mau bertanggung jawab atas permasalahan tersebut, Bahkan Sertifikat rumah hak atas nama Dwi Retno sudah di jadikan jaminan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, namun pihak Ferry selaku pimpinan pt Padma tetap berupaya menghalal kan segala cara agar sertifikat rumah beralih kepemilikan atas nama perusahaan, jika tanggal yang di tentukan tidak di tepati, padahal secara material kerugian perusahaan Pt Padma Tirta Wisesa Rp 55 jt, sudah ada itikad baik sdr Dwi Retno dengan mengangsur Rp 25 jt, hanya 30 juta,kekurangan atau sisa piutang dwi retno, tapi pimpinan Pt Padma terus melakukan intimidasi pada Dwi retno, padahal Nilai sertifikat Rumah atas hak Dwi retno bekisaran Rp 300 jutaan, sikap pimpinan Pt Padma itu tidak perlu di contoh, jelas sikap seperti ini bertentangan dengan pasal 170 KUHP, kemudian pasal 281 KUHP tentang pelanggaran kesusilaandan kesopanan di depan umum dengan sengaja,
Karena dampak dari pembully dapat menimbulkan trauma, terus korban nya jadi tidak percaya diri serta mengakibatkan keputus asaan, mantan Karyawan tersebut berharap pelaku pembully bisa di proses secara hukum, akibat perlakuan tersebut Mantan karyawan Pt Padma Tirta Wisesa akan mengambil langkah hukum,saya akan melaporkan kasus ini melaluai kuasa hukum saya, harapan saya di proses sesuai hukum yang berlaku, tandas nya kepada awak media Memorandum, ( Barkah)