Sejarah Gapura Wringinlawang Mojopahit

Penyusun : Supriyanto (ilyas) Ketua Umum Lembaga Suwdaya Masyarakat (LSM) Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (GMICAK)

Gapura Wringinlawang adalah sebuah gapura peninggalan kerajaan Majapahit abad ke-14 yang berada di Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Bangunan ini terletak tak jauh ke selatan dari jalan utama di Jatipasar.

Gapura agung ini terbuat dari bahan bata merah dengan luas dasar 13 × 11 meter dan tinggi 15,5 meter. Diperkirakan dibangun pada abad ke-14.

Gerbang ini lazim disebut bergaya candi bentar atau tipe gerbang terbelah. Gaya arsitektur seperti ini diduga muncul pada era

Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur Bali. Kebanyakan sejarawan sepakat bahwa gapura ini adalah pintu masuk menuju kompleks bangunan penting di ibu kota Majapahit. Dugaan mengenai fungsi asli bangunan ini mengundang banyak spekulasi, salah satu yang paling populer adalah gerbang ini diduga menjadi pintu masuk ke kediaman Mahapatih Gajah Mada.

Gapura Wringinlawang adalah sebuah struktur cagar budaya yang terbuat dari bata, berbentuk gapura bentar (gapura tidak beratap).

Sebelum dilakukan kegiatan pemugaran tahun 1991/1992 sampai dengan tahun 1994/1995, kondisi struktur ini sudah tidak utuh lagi, kaki dan tubuh gapura masih berdiri namun pada struktur sisi utara sebagian tubuhnya dan puncak gapura telah runtuh dan hilang, yang tersisa hanya setinggi 9 meter.

Candi Wringin Lawang dinamai demikian karena kata “wringin” berarti pohon beringin dan “lawang” berarti pintu.

Penamaan ini berasal dari fakta bahwa dulu terdapat sepasang pohon beringin yang tumbuh mengapit gapura ini.

Meskipun bangunan ini sebenarnya adalah gapura (seperti Candi Bentar), masyarakat menyebutnya “candi” karena ukurannya yang megah.

Wringin: Mengacu pada pohon beringin. Dahulu, terdapat dua pohon beringin yang tumbuh di sisi kiri dan kanan gapura.

Lawang: Berarti “pintu”. Bangunan ini berfungsi sebagai gerbang megah, kemungkinan besar menuju kompleks bangunan di kota Majapahit.

Sumber : Sejarah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *