Sehari di alam kubur setara dengan 1.000 tahun hidup di Dunia

Jejakkasustv.info | Setelah meninggal dunia, manusia akan menuju alam kubur atau alam barzah. Alam kubur menjadi tempat bagi manusia untuk menanti datangnya hari kiamat.

Di alam kubur, manusia akan didatangi malaikat Munkar dan Nakir pada malam pertama. Mereka akan menanyakan beberapa hal, seperti agama, nabi, dan Tuhan. Jawaban yang diberikan akan menentukan nasib manusia di akhirat.
Pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir
Siapakah Tuhanmu?
Siapa Nabi mu?
Apa agama mu?
Siapa saudara-saudaramu?
Apa kitabmu?
Dimana kiblatmu?

Keadaan alam kubur : Alam kubur adalah tempat persinggahan pertama manusia setelah meninggal dunia.
Keadaan malam pertama di alam kubur ditentukan oleh amal perbuatan semasa hidup.

Di alam kubur, ada yang bersukacita dan ada pula yang berdukacita, ada yang bahagia dan ada pula yang menderita.

Manusia akan mengalami kehidupan sampai terompet sangkakala ditiup oleh malaikat Israfil.
Alam kubur masih berada di dunia atau metafisik.
Siksa kubur

Jika tidak dapat menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, manusia tersebut akan mendapat siksa kubur yang penuh dengan api.

Manusia yang senang melakukan perbuatan dosa semasa hidupnya maka mendapatkan siksa kubur sampai hari kiamat.

Sampai Kapan Siksa Kubur Berlangsung?
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan hal ini dalam salah satu kitabnya berjudul Ar-Ruh li Ibnil Qayyim. Menurutnya, ada dua pendapat mengenai lama siksa kubur, yakni sebagai berikut:

1. Berlangsung Sampai Kiamat
Pendapat yang pertama menjelaskan bahwa siksa kubur akan berlangsung sampai malaikat Israfil meniup sangkakala untuk kedua kalinya, yang berarti saat manusia yang telah mati dibangkitkan kembali.

Pendapat tersebut bersandar pada hadits Samurah yang diriwayatkan Al Bukhari tentang mimpi Rasulullah SAW yang di dalamnya disebutkan sabda beliau, “Dia melakukan yang demikian itu hingga hari kiamat.”

Dalam hadits Ar-Rabi’ bin Abbas, dari Abul-Aliyah, dari Abu Hurairah turut menjelaskan tentang orang yang memukuli kepalanya dengan batu dan hal itu berlangsung terus-menerus tanpa ada selang waktunya.

Dari Anas RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Adapun orang kafir atau munafik maka kedua malaikat tersebut bertanya kepadanya, ‘Apa jawabanmu tentang orang ini (Rasulullah SAW)?’

Dia mengatakan, ‘Aku tidak tahu. Aku mengatakan apa yang dikatakan orang-orang.’

Maka kedua malaikat itu mengatakan, ‘Engkau tidak tahu? Engkau tidak membaca?’

Kemudian ia dipukul dengan palu dari besi tepat di wajahnya. Dia lalu menjerit dengan jeritan yang sangat keras yang didengar seluruh penduduk bumi, kecuali dua golongan yaitu jin dan manusia.” (Muttafaqun ‘alaih)

2. Akan Terputus karena Amalan Tertentu
Pendapat lain menyebut jika siksa kubur akan berhenti hingga waktu tertentu dan setelah itu terputus. Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, siksa ini ditimpakan kepada sebagian orang durhaka yang kesalahannya ringan, sehingga ia dijatuhi siksaan sesuai dengan dosanya.

Lalu, siksa kubur juga dapat terputus karena doa, sedekah, istighfar, pahala haji, bacaan Al-Quran yang dilakukan kerabat atau keluarga yang masih hidup, dan berbagai amalan lainnya.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan, hal tersebut sama seperti yang dilakukan manusia untuk meminta syafaat bagi mereka yang disiksa di dunia, sehingga ia dapat dibebaskan berkat syafaat yang dimintakan baginya.

“Tapi adakalanya syafaat ini juga tidak diperkenankan, karena Allah tidak menerima syafaat kecuali dari orang yang diperkenankan-Nya. Allah lah yang memperkenankan bagi seseorang untuk memintakan syafaat bagi orang lain. Itu pun jika Allah berkenan merahmati orang yang dimintakan syafaat,” kata Ibnu Qayyim Al-Jauziyah seperti diterjemahkan oleh Kathur Suhardi.

Terdapat suatu riwayat yang menguatkan pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, yaitu dari Amr bin Jarir. Ia berkata, “Jika seorang hamba berdoa bagi saudaranya yang sudah meninggal, maka ada seorang malaikat yang menemuinya di dalam kuburnya, seraya berkata, ‘Wahai penghuni kubur yang terasing, ini ada hadiah dari saudaramu’.”

Sehari di Alam Kubur Setara 1.000 Tahun di Dunia
Lama waktu seseorang ketika hidup di dunia akan sangat jauh berbeda ketika berada di alam kubur. Perbedaan waktu di alam barzah dan dunia telah dijelaskan dalam riwayat hadits.

Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الْأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ وَهُوَ خَمْسُ مِائَةِ عَامٍ

Artinya: “Orang beriman yang miskin akan masuk Surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Dari hadits di atas, diketahui jika setengah hari di alam kubur setara dengan 500 tahun hidup di dunia. Maka, satu hari di alam barzah sama dengan seribu tahun hidup di Bumi.

Hal tersebut juga dijelaskan dalam Surat Hajj ayat 47. Allah SWT berfirman,

وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ …

Artinya: “… Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.”

Mengutip buku 76 Pertanyaan Seputar Alam Barzakh oleh Syekh Hamid Az-Zaini, kadar waktu di alam kubur sama dengan satu hari di akhirat. Sebab, alam barzah merupakan bagian dari alam akhirat.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang menyebut alam kubur merupakan rumah pertama di akhirat.

“Sesungguhnya kubur adalah jenjang pertama akhirat. Jika seseorang selamat darinya, maka yang datang setelahnya lebih mudah darinya. Jika dia tidak selamat darinya, maka yang datang setelahnya lebih berat darinya.” (HR Ibnu Majah)

Didalam surah Al Ma’arij ayat 4 disebutkan jika kehidupan di alam kubur akan setara 50 ribu tahun hidup di dunia. Allah SWT berfirman,

فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ …

Artinya: “… dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.”

Namun, menurut para ahli tafsir ayat tersebut diperuntukkan untuk golongan orang kafir. Mereka akan merasakan siksa kubur yang lamanya setara 50 ribu tahun di Bumi. Sedangkan bagi umat muslim tidak lebih dan tidak kurang satu hari di alam barzah sama dengan seribu tahun di dunia.

Semoga kita tergolong orang-orang yang dimuliakan Allah SWT, amin.

Penyusun : Supriyanto (ilyas) Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (Gmicak).
Sumber : Alquran

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *