Penyusun : Supriyanto (ilyas) Ketua Umum Lembaga Suwdaya Masyarakat (LSM) Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (GMICAK)
Peninggalan Kerajaan Majapahit meliputi berbagai bangunan bersejarah seperti Candi Brahu, Candi Tikus, dan Candi Penataran; prasasti seperti Prasasti Kudadu dan Prasasti Prapancasarapura; serta karya sastra seperti kitab Negarakertagama dan Sutasoma yang memuat semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
Peninggalan ini dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis utama, seperti candi (misalnya Candi Sukuh, Candi Brahu), prasasti (misalnya Prasasti Kudadu, Prasasti Waringin Pitu), kitab sastra (misalnya Kitab Negarakertagama, Kitab Sutasoma), dan artefak atau situs arkeologi lainnya.
Situs Trowulan di Mojokerto juga menjadi pusat penemuan peninggalan – peninggalan ini.
Bangunan dan situs bersejarah : Candi: Candi Brahu, Candi Tikus, Candi Penataran, Candi Sukuh, Candi Surawana, dan Candi Wringin Lawang adalah beberapa contoh candi peninggalan Majapahit.
Gapura: Gapura Bajang Ratu dan Gapura Wringin Lawang merupakan contoh gapura megah yang menjadi ciri khas arsitektur Majapahit.
Situs Trowulan: Situs arkeologi di Mojokerto ini diyakini sebagai bekas ibu kota Kerajaan Majapahit dan banyak ditemukan sisa-sisa bangunan kuno di dalamnya.
Prasasti : Prasasti Kudadu: Menceritakan tentang pemberian anugerah kepada Mpu Kาก pada masa awal berdirinya Majapahit.
Prasasti Prapancasarapura: Dibuat pada masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi dan menceritakan tentang Hayam Wuruk.
Prasasti Waringin Pitu: Berisi silsilah keluarga raja-raja Majapahit.
Karya sastra : Kitab Negarakertagama: Ditulis oleh Mpu Prapanca dan menjadi sumber penting mengenai sejarah Kerajaan Majapahit.
Kitab Sutasoma: Ditulis oleh Mpu Tantular dan di dalamnya terdapat frasa “Bhinneka Tunggal Ika”.
Kitab Arjunawijaya: Juga karya Mpu Tantular yang menceritakan kisah tentang peperangan antara Raja Arjuna Sasrabahu dengan Rahwana.
