Lestarikan Warisan Leluhur, Larung Sesaji dan Risalah Doa Menjadi Rangkaian Grebeg Suro 2022

PONOROGO | jejakkasustv.com – Rangkaian Grebeg Suro dan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo di setiap tahunnya selalu ditandai dengan Larung Sesaji dan Risalah Do’a yang di pusatkan di Wisata Telaga Ngebel tepatnya di Desa Ngebel Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Dalam prosesi tersebut, terlihat sebelum di larung di tengah-tengah Telaga Ngebel, Tumpeng besar berisi beras merah, tumpeng buah buahan, dan hasil bumi masyarakat terlebih dahulu diarak keliling telaga Ngebel yang di iringi para tokoh Desa, sesepuh desa dan beberapa pelaku adat istiadat lokal juga beberapa kesenian Dearah ikut melengkapi prosesi tersebut. Setelah di arak keliling Telaga Ngbel Tumpeng besar dilarung ke tengah-tengah Telaga Ngebel yang punya luasan sekitar 160 hektar, Sabtu (30/7/2022).

Dalam prosesi itu, ribuan masyarakat ikut menyaksikan Larung Sesaji dan Risalah Doa di kawasan objek wisata Telaga Ngebel yang berada di kaki Gunung Wilis dengan ketinggian sekitar 610 meter di atas permukaan laut (dpl) tersebut.

Pada kesempatan itu, Bupati Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Hj. Lisdiarita, dan jajaran Forkopimda Ponorogo, “Kapolres, Komandan Kodim 0802/Ponorogo, Ketua DPRD Ponorogo”, tampak hadir di deretan para undangan. Selain itu juga hadir Fokopimcam Ngebel, jajaran Kepala Desa se-Kecamatan Ngebel juga hadir. Suguhan tari gambyong dan pertunjukan reog ikut memeriahkan acara tersebut.”Ponorogo memiliki keindahan budaya dan alam yang memesona,’’ kata Kang Bupati Sugiri Sancoko saat sambutan.

Kang Bupati Sugiri Sancoko juga mengajak kepada masyarakat untuk saling mendukung serta melepas ego dan gengsi masing-masing demi kemajuan Ponorogo yang lebih baik dan lebih HEBAT. “Ada dua hal, kata Kang Bupati, yang harus dipegang teguh. Yakni, meneruskan hal baik warisan para leluhur dan mewariskan sesuatu yang baik pula untuk anak cucu mendatang,”terangnya.

Dalam sambutannya itu, Kang Bupati Sugiri Dancoko juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergandeng erat, bergerak cepat untuk Ponorogo Hebat dan bermartabat. Gelaran Grebeg Suro dengan rangkaian kegiatan yang meriah juga menyambut Tahun Baru Hijriyah sesuai penanggalan Islam. Bertepatan dengan hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah. Kata Kang Bupati, Grebeg Suro juga memperingati perpindahan pusat pemerintahan di Ponorogo dari Kota Wetan ke Kota Tengah.

‘’Hijrah tidak hanya secara fisik, melainkan juga hijrah mindset, hijrah peradaban, dan hijrah pembangunan. Mari kita hijrah menjadi lebih baik untuk diri kita dan lebih baik untuk Ponorogo,’’tandasnya.

Perlu di ketahui bahwa, Ritual larung sesaji merupakan salah satu bentuk kekayaan budaya bangsa. Larungan sesaji adalah sebuah tindakan religi dengan paham animisme dan dinamisme dimana mitos dan magis tetap lekat dalam pribadi Jawa di Desa Ngebel. Tradisi larung sesaji di Telaga Ngebel selalu digelar rutin setiap malam 1 Suro dalam penanggalan Jawa dan tradisi tersebut masih eksis hingga saat ini.

Di dalam kegiatan ritual terdiri dari beberapa rangkaian acara yang setiap tindakan memiliki makna simbolik. Tindakan-tindakan simbolis dalam setiap prosesi memiliki arti atau tujuan walaupun dengan berbagai macam cara yang berbeda, namun pada akhirnya tetap bermuara pada permohonan kepada Sang Pencipta.

Sejarah larung sesaji berpangkal dari mitos sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Jawa yang masih sulit dipisahkan dalam pola pemikiran hingga saat ini. Eksistensi ritual larung sesaji dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu : aspek pendidikan, aspek religi, aspek mata pencaharian, aspek budaya dan aspek ekonomi. (Advetorial)

  • Reporter : Anang Sastro, JKTV.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *