Jejakkasustv.com | Papua – Senin 12 Agustus 2019, pukul 11.00 WIT, Merupakan hari naahs bagi Hedar,
Brigadir Satu (Briptu) Hedar Nrp 95070526 meninggal di Kampung Mudiok, Kabupaten Puncak, Papua, Senin (12/8/2019) Briptu Hedar, lelaki asal Kabupaten Barru, Sulsel, direnggut nyawanya oleh KKB Papua.
Almarhum Briptu Hedar, meniggal dunia dalam tugas. Dia merupakan anggota Ditkrimum Polda Papua. Dia bertugas di Sub Satgas Lidik Gakkum Operasi Nemangkawi 2019.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menuturkan saat hendak mendekat ke orang yang memanggilnya tadi, tiba-tiba 6-8 orang keluar dari semak-semak dan langsung menyeret korban.
“Alfonso yang mengetahui kejadian itu melarikan diri dan langsung melaporkan kejadiannya ke Pos Koga, Kabupaten Puncak,” kata Kamal.
Setelah kejadian, Tim aparat gabungan langsung melakukan penyisiran ke lokasi, namun dalam penyisiran Hedar tidak nampak, Hingga pada pukul 17.30 WIT ditemukan jenazahnya tergeletak tidak jauh dari lokasi kejadian.
“Kami masih menyelidiki, apakah almarhum dibunuh di tempat atau di lokasi lainnya,” kata Kamal dalam keterangan Pers di Media Center Polda Papu, Senin.
Kamal menyebutkan Hedar gugur saat proses negosiasi antara Muspida di Kabupaten Puncak dengan tokoh masyarakat dan KKB di Puncak. “Proses negosiasi belum usai, kami mendapatkan kabar, Hedar telah gugur di tangan KKB,” katanya.
Polisi menyebut pelaku pembunuhan Hedar adalah kelompok KKB Lekagak Telenggen yang memiliki wilayah kekuasaan di Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya. KKB ini kerap melintasi perbukitan Distrik Sinak, untuk wilayah pelarian dari incaran aparat keamanan.
Jenazah Hedar disemayamkan di Puskesmas Ilaga dan esok hari akan langsung diterbangkan ke Makassar, untuk dimakamkan di kampung halamannya. “Keluarga besar almarhum berada di Makassar,” ujar Kamal.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) telah mengembalikan senjata api milik yang dirampas dari anggota TNI yang sedang mengawal tim s…
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) telah mengembalikan senjata api milik yang dirampas dari anggota TNI yang sedang mengawal tim s…
Kepala Pusat Kajian Keamanan Universitas Bhayangkara Jakarta, Profesor Hermawan Sulistyo atau biasa disapa Prof Kikiek menyebutkan Hedar dan Alfonso sengaja dijadikan pancingan oleh KKB di Puncak.
Informasi yang diperoleh Prof Kikiek menyebutkan keduanya dianggap oleh KKB Lekagak sebagai orang yang sering membocorkan informasi dari KKB.
“Mereka (KKB) marah dan dendam. Keduanya sengaja dibuat pancingan oleh KKB dengan cara meminta keduanya untuk mengantarkan kopi dan gula kepada kelompok ini,” jelas Prof Kikiek yang ditemui KabarPapua di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin 12 Agustus 2019.
Prof Kikiek mengatakan: Sebelum Hedar bersama kelompok ini ke hutan, Alfonso telah mengingatkan Hedar untuk tak mendekat kepada KKB, karena dianggap berbahaya.
” Akibatnya Hedar ditembak dengan 3 peluru yang bersarang di tubuhnya, Alfonso selamat, setelah berhasil melarikan diri.
Kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani kepada Pers, Almarhum sudah dievakuasi ke Kabupaten Mimika, pihak keluarga di Barru meminta jenazahnya dikebumikan disana (Barru),” ungkap Kombes Dicky. (Tim9).