Bunda PAUD Inhil Dorong Penguatan Strategi Wajib Belajar 13 Tahun dan Inovasi PAUD Melalui Taman Numerasi

TEMBILAHAN — jejakkasustv.com – Bunda PAUD Kabupaten Indragiri Hilir, Katerina Susanti, menegaskan komitmennya dalam memperkuat strategi penuntasan Wajib Belajar 13 Tahun sekaligus mendorong inovasi pembelajaran di satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Hal itu disampaikan saat menghadiri Kegiatan Pendampingan Pengembangan Strategi Penuntasan Wajib Belajar 13 Tahun dan Pemberian Penghargaan kepada Sekolah Pemenang Lomba Taman Numerasi Tingkat Kabupaten Indragiri Hilir Jenjang PAUD, yang digelar di ruang rapat Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir, Selasa (21/10/2025).

Dalam sambutannya, Bunda PAUD Katerina Susanti menyebut kegiatan tersebut menjadi momentum penting untuk memastikan seluruh anak di Kabupaten Indragiri Hilir mendapatkan hak pendidikan hingga 13 tahun, sekaligus mengapresiasi kreativitas satuan PAUD yang berhasil menciptakan inovasi pembelajaran numerasi sejak dini.

“Kita semua memahami bahwa pendidikan yang kuat dimulai dari pondasi PAUD yang berkualitas. Karena itu, penguatan pembelajaran literasi dan numerasi sejak usia dini menjadi bagian penting dalam mencetak generasi yang cerdas, kreatif, dan adaptif terhadap tantangan masa depan,” ujar Katerina.

Ia menambahkan, upaya yang dilakukan BPMP Provinsi Riau bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Inhil sejalan dengan visi Bunda PAUD dalam memperluas akses pendidikan anak usia dini, terutama di wilayah pesisir dan daerah sulit dijangkau.

Melalui Program Inovasi “SAPA” (Sinergi, Advokasi, dan Peduli Anak), Bunda PAUD Inhil terus mendorong peningkatan kapasitas guru PAUD serta memastikan setiap anak memperoleh hak belajar, bermain, dan tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung.

“Program SAPA menekankan tiga nilai utama, yaitu sinergi lintas sektor, advokasi kebijakan yang berpihak pada anak, dan kepedulian terhadap tumbuh kembang mereka. Dengan semangat SAPA ini, kami berharap seluruh tenaga pendidik PAUD terus berinovasi seperti yang ditunjukkan dalam Lomba Taman Numerasi hari ini,” tutur Katerina.

Bunda PAUD juga menyampaikan apresiasi kepada sekolah-sekolah pemenang lomba Taman Numerasi tingkat kabupaten. Menurutnya, karya yang dihasilkan para guru bukan hanya memperindah lingkungan belajar, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar anak-anak.

“Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi satuan PAUD lainnya untuk terus berinovasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan bermakna,” ujarnya.

Lebih lanjut, Katerina mengungkapkan bahwa pihaknya bersama pemangku kebijakan tengah mendorong pembentukan Peraturan Daerah (Perda) tentang Wajib Belajar 13 Tahun sebagai bentuk komitmen Pemerintah Daerah dalam menjamin hak pendidikan bagi seluruh anak Inhil.

“Dengan adanya Perda ini, kita berharap setiap anak dari PAUD hingga jenjang SMA sederajat dapat menikmati pendidikan berkelanjutan dan inklusif,” pungkasnya.

Sementara itu, perwakilan Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Riau, Dwi Lestari, dalam sambutannya menyampaikan bahwa program Wajib Belajar 13 Tahun merupakan salah satu prioritas nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mendukung pemerataan pendidikan bermutu bagi semua anak Indonesia.

“Program ini menjadi langkah penting dalam memperluas akses pendidikan, agar anak-anak kita sudah mulai belajar sejak jenjang PAUD. Harapannya, tahun depan program ini dapat diwajibkan,” ujar Dwi Lestari.

Ia menambahkan, kesiapan infrastruktur dan tenaga pendidik menjadi kunci sukses pelaksanaan program tersebut.

“Masih ada wilayah yang belum memiliki PAUD, sehingga strategi pengembangan akses harus segera disiapkan. Harapannya, satuan PAUD minimal terakreditasi B agar layak bagi anak-anak kita. Selain itu, kualifikasi guru PAUD juga perlu ditingkatkan, karena masih ada yang belum berpendidikan S1,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir, Abdul Rasyid, menuturkan bahwa kondisi geografis Inhil yang didominasi kawasan perairan menjadi tantangan tersendiri dalam pemerataan akses pendidikan, terutama di jenjang PAUD.

“Kabupaten kita memiliki karakteristik yang berbeda dengan daerah lain, karena banyak wilayah pesisir dan belum semua desa memiliki PAUD. Untuk itu, kami menerapkan strategi adaptif agar Wajib Belajar 13 Tahun bisa terwujud, dengan memastikan seluruh anak usia 5–6 tahun mendapatkan akses pendidikan, dari ibu kota kabupaten hingga pelosok desa,” ujar Rasyid.

Kegiatan yang turut dihadiri oleh para pendidik PAUD, pengawas, dan perwakilan BPMP Provinsi Riau tersebut juga diisi dengan penyerahan penghargaan kepada sekolah-sekolah pemenang Lomba Taman Numerasi. Ajang ini menjadi bukti bahwa inovasi sederhana di lingkungan PAUD dapat memberikan dampak besar dalam menumbuhkan kemampuan numerasi dan semangat belajar anak-anak sejak dini.(**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *