Jejakkasusutv.com | Kepulauan Nias Sumatera Utara Gunungsitoli, 24 Oktober 2025 – Gelombang amarah rakyat Nias kembali membara! Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli (AMP) Nias mengguncang kantor UPT Gunungsitoli Bina Marga Dinas PUPR Sumatera Utara, Kamis (23/10/2025).
Aksi ini menjadi simbol perlawanan terhadap dugaan penyimpangan fatal dalam proyek pembangunan dan peningkatan struktur jalan provinsi di Kepulauan Nias, yang menelan dana publik sebesar Rp165 miliar.
Di tengah teriknya matahari, suara orasi menggema lantang. “Kami tidak akan diam! Jangan jadikan Nias ladang uji coba proyek gagal!” teriak Helpin Zebua, Koordinator AMP Nias, disambut pekikan solidaritas dari massa.
Investigasi AMP Nias Ungkap Kejanggalan Serius
Menurut laporan investigasi AMP Nias yang melibatkan masyarakat, media lokal, dan lembaga pemantau independen, ditemukan sejumlah kejanggalan dalam proyek strategis yang meliputi beberapa ruas penting:
Gunungsitoli – Afia,
Afia – Tuhemberua,
Miga – Lolowua,
Lolowua – Dola,
Dola – Duria, dan
Hilimbuasi – Mandrehe.
“Bayangkan, pengaspalan dilakukan saat kondisi jalan masih becek dan diguyur hujan. Permukaan jalan tidak rata, genangan air di mana-mana, dan kualitas material sangat diragukan. Kami menduga kuat pekerjaan ini dilakukan asal jadi demi mengejar waktu dan keuntungan cepat,” ungkap Helpin Zebua dengan nada berapi-api.
Ia menuding bahwa material yang digunakan tidak memenuhi standar mutu dan tidak melalui uji laboratorium. “Ini bukan hanya pelanggaran teknis, tapi juga penghinaan terhadap akal sehat masyarakat Nias!” serunya.
Tuntutan Keras: Copot Pejabat, Blacklist Kontraktor
Dalam pernyataannya, Darwis Zendrato, Koordinator AMP Nias lainnya, menegaskan tiga tuntutan utama:
Kepala Dinas PUPR Sumut diminta segera memanggil dan memeriksa seluruh kontraktor yang mengerjakan proyek jalan provinsi di Kepulauan Nias.
Proyek yang tidak sesuai spesifikasi teknis harus dibongkar dan diperbaiki total.
Kepala UPTD Gunungsitoli harus dievaluasi dan dicopot dari jabatannya jika terbukti lalai dalam pengawasan.
Darwis Zendrato juga menyoroti keterlibatan PT. Karunia Sejahtera Sejati (KSS) yang menurutnya memiliki reputasi “buruk” dalam berbagai proyek di Nias.
“Mengapa perusahaan dengan rekam jejak hitam masih diberi proyek strategis? Ini bukan sekadar kelalaian, tapi indikasi permainan kotor di balik layar,” ujarnya tajam.
AMP Nias mendesak agar PT KSS segera dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist) oleh Dinas PUPR Sumut.
Dugaan Manipulasi Anggaran: 6 Proyek Bernilai Fantastis
Dalam orasinya, Nota Lase membeberkan rincian proyek yang dicurigai sarat kejanggalan berikut nilai pagu dan HPS-nya:
Gunungsitoli – Afia: Pagu Rp54 miliar, HPS Rp53,64 miliar
Lolowua – Dola: Pagu Rp32,4 miliar, HPS Rp32,17 miliar
Miga – Lolowua: Pagu Rp30 miliar, HPS Rp29,90 miliar
Afia – Tuhemberua: Pagu Rp15,6 miliar, HPS Rp15,59 miliar
Hilimbuasi – Mandrehe: Pagu Rp12 miliar, HPS Rp11,97 miliar
Dola – Duria: Pagu Rp21,6 miliar, HPS Rp21,55 miliar
“Jika dijumlah, nilainya mencapai Rp165 miliar. Tapi hasil di lapangan tidak sebanding! Ini bukan pembangunan, tapi pemborosan uang rakyat,” tegas Nota Lase.
DPRD Sumut Didorong Gelar RDP Darurat
AMP Nias juga menyerukan DPRD Provinsi Sumatera Utara agar segera turun ke lapangan dan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama seluruh pihak terkait.
“DPRD adalah representasi rakyat. Mereka tidak boleh diam ketika uang rakyat dimainkan oleh oknum kontraktor dan pejabat,” ujar Nya.
Ia menegaskan, AMP Nias akan terus mengawal persoalan ini hingga tuntas, bahkan siap melaporkan temuan mereka ke aparat penegak hukum jika tidak ada tindakan tegas dari pemerintah provinsi.
Inspeksi Mendadak ke Lokasi Proyek
Usai aksi di depan kantor UPTD Bina Marga PUPR Sumut di Gunungsitoli, massa AMP Nias bersama aparat kepolisian dan perwakilan UPTD bergerak menuju lokasi proyek di Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias, untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak).
Langkah ini dimaksudkan agar publik bisa melihat langsung bagaimana kualitas pekerjaan yang dinilai “asal jadi” tersebut.
“Kami tidak akan berhenti sebelum kebenaran terungkap dan keadilan ditegakkan. Nias berhak mendapatkan pembangunan yang berkualitas, bukan proyek asal tempel!” tegas Yason Gea, orator AMP Nias, menutup aksi dengan semangat membara.
Catatan akhir,
Aksi AMP Nias menjadi sinyal kuat bahwa masyarakat Kepulauan Nias kini semakin sadar dan berani menolak praktik korupsi serta proyek “siluman”.
Publik menunggu langkah konkret dari Gubernur Sumut, Kepala Dinas PUPR, dan DPRD Provinsi Sumatera Utara untuk menindaklanjuti temuan ini sebelum kepercayaan rakyat benar-benar hilang.
Yason Cs






