Pulang Kampung Jadi Mimpi Mahal! Tiket Pesawat ke Nias/ Kualanamu Makin Tak Terjangkau

Jejakkasustv.com | Kepulauan Nias Sumatera Utara Gunungsitoli, 20 Oktober 2025
– Warga Kepulauan Nias baik yang berada di Pulau Nias maupun di perantauan kini tengah dibuat resah oleh melambungnya harga tiket pesawat rute Kualanamu (Medan) – Gunungsitoli (Nias).

Kenaikan harga yang dianggap tidak masuk akal itu ramai menjadi perbincangan di berbagai media sosial, termasuk di grup WhatsApp Ono Niha Se-Indonesia, 19/10/2025.

Salah seorang warga Nias yang kini berdomisili di Bandung, Fotuho Waruwu, turut menyuarakan keresahannya.

Ia mengaku prihatin atas kondisi harga tiket yang kini mencapai Rp1.500.000 hingga Rp1.600.000 per orang, jauh berbeda dengan harga sebelumnya yang berada di kisaran Rp500.000–Rp600.000.

“Dulu kami bisa pulang kampung ke Nias dengan harga lima ratus ribu rupiah saja, sekarang harus keluar sampai satu setengah juta. Ini sangat berat bagi kami, terutama bagi mahasiswa, pekerja, dan masyarakat yang sering bolak-balik antara Medan dan Nias,” ujar Fotuho kepada redaksi Jejakkasustv.com.

Fotuho meminta perhatian serius dari berbagai pihak, mulai dari Presiden RI, Menteri Perhubungan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Keuangan, DPR RI, Gubernur Sumatera Utara, hingga Forkada se-Kepulauan Nias, untuk segera meninjau kembali tarif tiket pesawat rute Kualanamu–Gunungsitoli.

“Kami meminta kepada Menteri Perhubungan agar segera menegur maskapai yang beroperasi di rute ini, khususnya PT Lion Air, supaya menurunkan harga tiketnya.

Masyarakat sudah sangat terbebani,” tegasnya.

Selain itu, Fotuho juga mengusulkan agar pemerintah membuka peluang bagi maskapai lain seperti Garuda Indonesia untuk melayani rute tersebut. Dengan adanya lebih dari satu maskapai yang beroperasi, diharapkan terjadi persaingan harga yang sehat, sehingga tiket bisa kembali terjangkau.

“Kalau hanya satu maskapai yang melayani rute ini, harga akan terus tinggi. Kami berharap Garuda Indonesia atau Citilink bisa masuk agar harga bisa bersaing dan masyarakat tidak terus terbebani,” tambahnya.

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada mobilitas masyarakat, tetapi juga berpotensi menghambat perkembangan pariwisata di Kepulauan Nias. Tingginya biaya transportasi udara membuat wisatawan enggan berkunjung, sehingga pelaku usaha lokal seperti hotel, penginapan, restoran, dan pemandu wisata turut terdampak.

Pemerhati ekonomi daerah menilai bahwa rute Kualanamu–Gunungsitoli semestinya termasuk dalam kategori rute perintis atau wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang mendapatkan subsidi dari pemerintah, agar masyarakat tetap dapat menikmati akses transportasi udara dengan harga wajar.

Masyarakat berharap agar Kementerian Perhubungan bersama maskapai terkait segera duduk bersama melakukan evaluasi dan penyesuaian tarif, serta membuka kembali ruang kompetisi antar maskapai demi menstabilkan harga tiket pesawat menuju Kepulauan Nias.

“Kami tidak meminta harga terlalu murah, cukup kembali ke harga yang wajar. Pemerintah harus hadir dan mendengar suara rakyat kecil,” tutup Fotuho Waruwu.

Yason Cs

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *